Sunday, May 10, 2009

ibu pertiwiku tercinta menangis

Banyak hal yang kita cermati akhir-akhir ini terjadi di tanah air kita, mulai dari kontroversi hasil pemilu caleg yang hampir setiap daerah mengalami kekisruhan, permasalahan DPT yang menjadi perdebatan panjang dikalangan elit parpol oposisi dengan parpol pemerintahan. hal tersebut merupakan risiko dari berdemokrasi. tetapi di indonesia kadang-kadang demokrasi cenderung kebablasan, contoh santer terjadi saat ini perbuatan kekuasaan (bagi-bagi kursi) di DRP, para elit kerap kali hanya mementingkan partainya saja tanpa pernah perduli kepentingan rakyat. rakayat tidak ambil pusing akan hal itu, masalahnya rakyat sudah jenuh terhadap sistem demokrasi indonesia yang tidak pernah memihak kepadanya. bayangkan seharusnya 10 tahun masa transisi dari orde baru menuju reformasi sepatutnyalah bangsa indonesia ini menjadi bangsa yang dewasa, elit-elitnya hendaknya bijaksana, masyarakat sudah sepatutnya menerima kesejahteraan yang dijanjikan dalam undang-undang dan GBHN dan hal tersebut merupakan semboyan dari demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. tetapi hasil pengamatan penulis sebagai orang awam selama ini, demokrasi hanya menjadi semboyan dari elit, oleh elit dan untuk elit.
satu hal yang menjadi renungan penulis, kenapa kok bangsa yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah dari sabang sampai marauke, memiliki sumberdaya manusia yang sangat banyak di akui dunia kepinterannya, masih saja menjadi bangsa yang tertinggal dan termiskin di asia setelah negara Timor Leste yang memang notabenenya anak dari bangsa indonesia dengan begitu banyak image buruk melekat kepadanya, bangsa yang tertinggi korupsinyalah didunia, bangsa yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Asia, bangsa dengan IPM nomor 2 terendah di ASIA.
setelah penulis merenung dan berkosultasi dengan beberapa tokoh sudah saatnyalah komponen bangsa indonesia ini berubah dari titik dasar nol menuju equaliberium yang diharapkan masyarakat, mari kita manfaatkan sumberdaya alam kita ini, usir antek-antek amerika dari bumi pertiwi kita tercinta, mari kita belajar menjadi raja di negeri kita sendiri, hilangkan sifat dengki di antara kita, sudahlah jangan saling menyalahkan di antara kita, panggil ahli-ahli kita diluar negeri yang sudah cukup banyak memperkaya negara orang, singkirkan orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri.............
Saya sebagai anak bangsa merasa sedih, pilu dan menangis ketika merenung apalagi yang mau dicari oleh orang-orang yang hanya berkedok di balik semboyan demokrasi, mulailah pikirkan nasib-nasib kami ini, pikirkan nasib-nasib generasi bangsa ini, ya sudahlah yang kalah pemilu janganlah mencari kesalahan-kesalahan yang menang. yang menang jangan hanya memikirkan kantongnya saja.....
hanya dengan itu saja bangsa yang kita cintai ini bisa lebih cerah, ibu pertiwi tidak menangis lagi, bagaimanapun kalau bukan kita yang membangun bangsa ini lalu siapa.....?

Meredeka Indonesiaku

No comments: